Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar
Segala puja-puji secara sempurna hanya milik Allah, Zat yang Maha Menguasai
alam Semesta, Zat yang Maha Menguasai terang dan gelap, Zat yang Menguasai
tiap-tiap saat, sungguh tiada satu detikpun kecuali milik Allah.
Saudara-saudaraku
sebuah terasi ada harga kalau jelas ciri dan baunya yang khas. Kita membuat
terasi tetapi tidak memiliki ciri dan bau yang khas terasi, maka sungguh si
terasi ini tidak akan ada harganya, walaupun ia diberi terasi. Begitu juga kita
umat Islam, kenapa saat ini kita kurang dihargai ?. Jawabannya, bisa jadi
karena kita mengaku sebagai umat Islam tetapi tidak tampak ciri kita sebagai
ummat Islam. Ciri akan selalu disertai dengan harga, karena kita tidak punya
ciri maka jangan harap akan punya harga.
Oleh karena
itu, bulan Ramadhan yang saat ini kita jelang, marilah kita bersungguh-sungguh
menampilkan ciri keislaman kita. Tentu saja ciri keislaman tidak identik dengan
atribut penampilan yang luar, yang tidak terlalu pokok. Berikut ini adalah
beberapa ciri yang dianjurkan untuk kita lakukan di bulan Ramadhan.
Selama bulan
Ramadhan ini hendaklah yang pertama umat Islam miliki adalah ciri keteladanan,
"uswatun hasanah", keteladanan dalam kebaikan. Pancasila P4 gagal
total di Indonesia walau telah menghabiskan biaya beratus milyar, begitu banyak
waktu, begitu banyak tenaga, begitu banyak pikiran, diantara kunci penyebab
kegagalannya adalah karena tidak ada keteledanan. Masyarakat sulit mencontoh,
siapa yang berjiwa P4 sebenarnya.
Jadi andaikata
kita bertanya mengapa keadaan rumah tangga, kantor, atau masyarakat belum
sesuai dengan harapan. Pertanyaan pertama harus dilakukan pada diri kita
sendiri, contoh apakah yang sudah kita perlihatkan sebagai seorang muslim.
Sepatutnya sebagai seorang ayah atau ibu harus bertanya, "Saya memberi
contoh apa kepada anak-anak ?".Jangan terlebih dahulu menyalahkan anak.
Bagaimana mungkin mengharapkan anak santun lembut sedangkan di rumah ibu bapak
bersikap keras dan kasar ?. Bagaimana mungkin kita mengharapkan anak menjadi
arif kalau kita sendiri di rumah seperti diktator ?. BAgaimana bisa
mengharapkan anak rajin ke mesjid, sedangkan orangtuanya jarang beribadah ?.
Andaikata kita
sebagai guru kita harus bertanya pada diri kita sendiri, contoh apa yang sudah
kita berikan kepada murid-murid. Bagaimana murid tidak merokok kalau gurunya
sendiri masih merokok ?. Bagaimana mungkin murid akan menemukan kemuliaan
akhlak kalau sikap guru tidak indah ?. Bagaimana mungkin akan menjadi orang
berprestasi, kalau gurunya tidak semangat dan hanya memberikan dengan apa
adanya ?.
Andai kata kita sebagai pemimpin, pertanyaannya adalah suri tauladan apa
yang saya tampilkan kepada anggota karyawan atau bawahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan disiplin
kalau pemimpinnya tidak disiplin ?. Bagaimana karyawan atau anggota akan hemat
jika pemimpinnya bermewah-mewahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan memelihara
dirinya kalau pemimpinnya arogan ?.
Rekan-rekan
sekalian tidak hanya sebagai pribadi tetapi juga sebagai keluarga. Sebagai
haji, contoh apa yang sudah kita peragakan dalam masyarakat ?. Sebagai ustadz
memberi contoh apa kepada masyarakat. Ustadz dianggap ulama tetapi contoh apa
yang sudah ditunjukkan kepada masyarakat ?. Sebagai aktifis masjid, memberi
contoh apa ?.
Kegigihan
untuk jujur kepada diri sendiri, ini yang akan membuat kita menemukan
kekuranganyang bisa dijadikan program perbaikan pada diri sendiri. Dan
kegigihan kita memperbaiki diri adalah upaya sebenarnya memperbaiki orang lain.
Apa artinya memperbaiki orang lain sedangkan diri kita sendiri semakin terpuruk
dalam keburukan. Suri tauladan adalah langkah strategis yang dicontohkan oleh
Rasullullah SAW. di dalam membangun kemuliaan Islam. Ciri khas seorang muslim
yang baik ,pribadinya harus selalu menjadi figur suri tauladan.Tauladan bagi
kebaikan dalam skala apapun, dimanapun dan kapanpun.
Yang kedua,
Ramadhan harus menjadi bulan kebersihan. Karena sesungguhnya Allah mencintai
kebersihan, "innallaha yuhibbu tawabi, wayuhibbu mutakabiriin",
sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan orang yang bersih. Kita
harus berjuang sangat keras untuk mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian
yang kotor tidak akan nyaman, gigi kotor tidak mungkin bisa nyaman, apapun yang
kotor tidak akan membuat kita nyaman dan hidup kita indah. Hakekatnya kotoran
itu identik dengan kerendahan diri, namanya juga kotoran begitu pula kalau kita
merasa tidak nyaman, terhina, rendah, bisa jadi karena kita blum bisa mencintai
kebersihan, padahal bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah
sesuatu yang dicintai Allah SWT. Shalat saja diawali dengan bersih. Tanpa wudlu
shalat tidak akan sah, wudlu itu bukan hanya membersihkan tetapi juga
mensucikan. Tidak akan diterima shalat, seperti Firman Allah dalam ayat AlQur'an
"Qad aflaha manzakkahaa. Waqod khaabaman dassaha" (QS: Asy-Syams
910). "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan jiwanya,
dan sesungguhnya kerugian besar orang yang mengotorkannya." Sungguh yang
bersih itulah yang akan membuat sukses, bahagia.
Oleh karena
itu, Ramadhan ini adalah bulan bersih. Sekuat-kuatnya kita bersihkan dari yang
lahir sampai yang batin. Pastikan Ramadhan ini kamar kita bersih, rumah kita
bersih, kamar mandi bersih dari sampah, bersih dari barang-barang yang akan membuat
ria, bersih dari barang milik orang lain, bersih dari barang yang tidak
berguna. Karena kalau rumah sudah kotor dari banyak barang yang haram, barang
yang ria, barang yg sia-sia, maka rumah itu tidak akan menyenangkan tidak akan
barokah.
Begitu pula
dengan harta kita mulai sekarang harus bersih, jangan sekali-kali tercemari
oleh hak-hak yang tidak halal bagi kita. Harta yang bersih akan penuh barokah
harta yang haram akan penuh fitnah, demikian pula aktivitas bekerja kita bersih
pula dari kelicikan. Kita nikmati kejujuran, pandangan harus bersih
sekuat-kuatnya jaga dari apa yang diharamkan oleh Allah agar bening dan nikmat
hati ini. Kata-kata kita pun harus bersih dari kekejian, bersih dari kata-kata
yang jorong, bersih dari kata-kata mencela, menghina orang lain, bersih dari
fitnah, pilihlah dari khazanah kata-kata yang ada, kata-kata terbaik. Tubuh
kita pun harus bersih, pakaian harus bersih, mandi yang bersih, rambut yang
bersih. Begitu pula dengan hati kita harus jaga hati ini, hindari buruk sangka
sekuat-kuatnya dan berbaik sangka pada orang yang beriman. Perangilah
kedengkian jangan sampai selama Ramadhan ini dilanda dengan kedengkian,
kedendaman yang tidak diharapkan oleh Allah. Upayakanlah semuanya bersih lahir
batin, harta benda bersih, pikiran bersih. Insya Allah akan menambah keberkahan
Ramadhan ini.
Dan yang
terakhir, bulan Ramadhan ini adalah bulan kualitas. Karena ramadhan adalah
bulan yang berkualitas diantara bulan-bulan yang lain. Hari-harinya adalah
hari-hari berkualitas, berharga tinggi dihadapan Allah, jam demi jam maupun
detik demi detik berharga sangat tinggi dihadapan Allah oleh karena itu tidak
patut kita melakukan apapun kecuali yang sangat berharga. Jangan pernah kita
berbicara kecuali dengan kata-kata yang berharga.
Jangan melihat
kecuali yang berharga. Jangan mendengar kecuali suara-suara yang berharga.
Jangan berpikir kecuali memikirkan yang berharga. Jangan pula melangkah kecuali
kaki ini dilangkahkan ke tempat-tempat yang berharga dalam pandangan Allah.
Cobalah lakukan segalanya dengan niat berharga hanya karena Allah semata.
Sungguh bila
kita mengisi Ramadhan ini dengan aneka amal ibadah seperti yang diuraikan di
atas. Insya Allah dengan karunia Allah, di akhir Ramadhan tahun ini kita akan
sebagai seekor kupu-kupu yang keluar dari kepompong dengan sangat indahnya,
kepompong Ramadhan, subhanallah.
0 komentar:
Posting Komentar