Finroll.com – Bagi Anda yang menggemari bahkan menggilai dunia busana, tentu akan sangat akrab dengan Paris Haute Couture Fashion Week. Ajang bagi perancang dan pelaku mode lain untuk uji kebolehan. Di Kota Cahaya ini, industri adibusana tetap menggeliat di saat kota-kota semacam New York, Milan, Los Angeles, Hongkong, Tokyo, Shanghai, Beijing, mulai kesulitan untuk menggelar pagelaran busana. Bayangkan saja, di Paris sebuah gaun adibusana yang dibanderol harga 50.000 poundsterling (etara dengan Rp.700 juta), masih tetap ada yang membelinya.


Meski resesi menghantam ekonomi dunia dua tahun lalu, tapi haute couture yang sempat terseret arus ready-to-wear dengan slogannya, value for money. Juga sistem fast fashion dari peritel Highstreet yang selalu menawarkan koleksi baru dalam hitungan minggu dan mendapat banyak konsumen dibandingkan slow fashion yang memiliki rentang waktu enam bulan, tapi Paris tetap penuh pesona dengan rancangan busananya. Di sini, bukan harga yang jadi patokan utama. Tapi cita rasa seni yang tinggi, eksklusivitas, simbol status, dan pernyataan gaya. Jangan lupa, Prancis adalah gudangnya seniman papan atas dunia.
Baru-baru ini, Alexander McQueen mengumumkan bahwa lini pembuatan kostum mereka beroleh keuntungan signifikan, yang disusul berbagai pernyataan positif dari pelaku mode lain bahwa couture masih terus bernapas. Ada lagi rumah mode, Christian Dior, yang menambah jumlah kursi untuk pertunjukkan haute couture di Paris yang baru saja dihelat. Hal yang senada juga dirilis oleh rumah mode, Jean Paul Gaultier, Giorgio Armani,  Chanel, dan Givenchy, masih mampu memikat ratusan pasang mata dengan gaun-gaun indah bernilai seni tinggi.