b. Ali Abbas ( wafat 944 M ), menulis
encyeclopedia kedokteran dengan judul Al-Kitab Al-Maliki yang diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris dengan judul The Whole medical art. Terjemahan bahasa
latin dengan judul Liber Regius.
Donald Campbell mengatakan : “ Eropa pada abad pertengahan memandang ilmu pengobatan Arab dengan rasa takut bercampur hormat dan Cordova dipandang dengan rasa kagum oleh orang-orang Eropa yang terpelajar. Sampai akhir abad ke-16, rencana pengajaran dalam ilmu pengobatan pada universitas-universitas Eropa membutuhkan pengetahuan tentang Canon Avicema ( Alqonun fit Thib ) “.
d. Ali bin Isa (
Jesu Haly ). Bukunya tentang ophthalmology menjadi text book di
fakultas-fakultas kedokteran Eropa
sampai tahun 1900 M.
e. Al-Hasan Ibnu
Haytam ( Al-Hazen, lahir 965 M ), ahli matematika dan fisika. Salah satu
bukunya tentang optics, menjadi pedoman sarjana-sarjana Eropa, diantaranya adalah Roger Bacon dan
Johan Kepler. Al-Hazen sudah membahas
tentang lensa sspheris dan lensa cylinder, tentang dioptri, focus,
magnify, inversi gambar, spectrum cahaya, tentang gerhana dan sebagainya dengan
analisa dan uraian matematis yang akurat. Kacamata, lensa untuk microscope dan
lensa telescope adalah hasil pemikiran Al-Hazen.
f. Ibnu Rusd (
avenrroes wafat 1198 M ). Ahli filsafat yang mengantarkan Eropa ke pintu
gerbang Renaisance. Buku kedokterannya “ Kulliyat Fitthib “, diterjemahkan
dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan dalam bahasa Inggris dengan judul General
Rulles of Medicine.
Demikian pula sederet nama-nama penting, misalnya
Al-Biruni, Ibnu Zuhr, Al-Baytar, Ali Ibnu Ridwan, Abul Cassis, Jabir dll.
Prof Charles Singer berkomentar : “ Ilmu
anatomi dan ilmu kedokteran yang sebenarnya tidak ada. Ilmu mengenal penyakit,
dipergunakan dengan cara yang bukan-bukan, dengan jengkalan jari. Orang hanya
menggunakan tumbuh-2an dan menjadi
tukang jual obat. Tahayul adalah masuk salah satu obat-obatan. Obat2-an terdiri
dari kumpulan ramu-ramuan, diperkuat dengan mantera. Ilmu pengetahuan yang
menjadi urat nadi ilmu pengobatan, sama sekali tidak ada. Ilmu kedokteran Eropa
adalah pelajaran yang diperoleh dari orang Islam. “ *)
Dr. Max Mayerhof
mengatakan : “ Kedokteran Islam dan Ilmu pengetahuan umumnya, menyinari
matahari Hellenisme hingga pudar cahanya. Kemudian, ilmu Islam menjadi bulan di
malam gelap Eropa abad pertengahan. Cahaaaya bulan ditaburi cahaya bintang
dimalam gelap Eropa iiitu mengantar ke
jalan Renaisance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai
Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan Islam harus tetap
bersama kita.”*)
Rom Landau
mengatakan : “ Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang terpenting di Eropa
belum tentu dilahirkan, jika tidak karena dorongan ilmu pengetahuan Arab.
Ketika sekolah-sekolah tinggi yang seperti itu didirikan di Paris ( 1110 M
), Bologna ( 1113 M ), Montpellier ( 1181 M ), Padua ( 1222 M ) dan Naples (
1224 M ), rencana pengajarannya seluruhnya dikuasai oleh ilmu pengobatan Arab (
Muslim ) “.
- Al-Khawarismi
Algorithm (
Logaritma ) adalah berasal dari Al-Khawarismi. Karangan Khawarismi dianggap
dasar asasi bagi matematika yang kita kenal
dewasa ini. Beliaulah yang menemukan aljabar. Kitabnya yang berjudul
Hisabaljabarwal Muqabalah ( The Mathematic of integration and equation ) adalah
buku pertama/tertua dibidang aljabar. Gerad of Cremona menterjemahkan buku ini
dan memasukkan aljabar ke Eropa hingga menjadi referensi utama bidang aljabar
pada universitas-universitas Eropa sampai abad XVI. Dia menemuka angka “nol”
yang dengan angka itu matematika dan
ilmu pengetahuan alam lainnya dimungkinkan untuk bergerak melaju dengan pesat.
Tanpa angka nol, ilmu pengetahuan dan peradaban akan sangat sulit untuk maju.
Dua setengah abad sesudah
bangsa-bangsa Arab menggunakan
angka nol, barulah bangsa-bangsa Barat menggunakannya.
- AlBattani ( 858 – 929 M )
Beliau penemu
“Trigonometri” Prof. Carra de Vaux menyatakan : “ Teori ini sudah lebih jauh
dari apa yang didapat ahli bintang Yunani “*) . Teori Al-Battani-lah yang
mengatarkan kita ke abad ilmu pengetahuan modern sekarang.
- Abul Wafa ( 940 – 998 M )
Abul Wafa yang
pertama menemukan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Beliau
menyempurnakan teori trigonometri dari Al-Battani.
Prof. Carra de Vaux menyatakan pula : “
Selama dua abad belakangan ini, bentuk akhir teori Abul Wafa telah kita
peroleh. Dengan inilah kita sekarang membentuk peradaban kita.
Pendapat-pendapat yang telah menciptakan dan membuat jalan baru ini,
sebenarnyalah orang-orang yang mempunyai otak
maha perkasa, baik dalam ilmu filsafat, pengetahuan umum, maupun dalam
pengetahuan rohani dan ilmu alam “ .*).
Selain tiga
tokoh peletak dasar –dasar matematika
tersebut, perlu dicatat pula tokoh-tokoh lainnya, seperti : Omar
al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Abu Jakfar al-Khurasani, Jaber, Al-Farghoni (
Al-Fraganus ), Banu Musa, Alzarkali ( Alzachel ), Nasiruddin Tusi dan lain-lain.
Tokoh-tokoh ini selain sebagai para ahli pendahulu dibidang matematika,
aljabar, trigonometry, geometry, ilmu ukur analitis dan sebagainya, merekapun
ahli-ahli astronomi ( sebagian mempunyai observatorium sendiri ). Sebagai
kesimpulan, Prof Carra de Vaux menyatakan : “ Sebenarnya, orang Islam telah
memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan. Mereka mengajar kita
berhitung, sehingga kita dapat berhitung. Mereka mendapat ilmu aljabar dan ilmu
pasti. Mereka memacu dan melanjutkannya, sehingga diperolehnya pula ilmu ukur
analytic. Tidak ada pertikaian faham, merekalah pertama kali mendapat ilmu
Planimetri dan trigonometry. Ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui orang Yunani
sebelumnya. “*)
*) Kultur Islam, cetakan I, 1964, oleh dr Oemar Amin Husin.
III.
ILMU
FILSAFAT
a.
Ibnu Sina
( 980 – 1037 M )
Selain mendapat
julukan father of doctors, beliau juga diakui sebagai seorang
filsuf besar yang amat berpengaruh.
Selain Al-qonum Fitthib yang sangat dikenal, karya tulis beliau yang berjudul :
“ As-Syifaa “, merupakan encyclopedia
besar tentang ilmu kedokteran, filsafat dan ilmu pasti. As-Sifaa terdiri
dari 18 jilid dan masih dicetak di Leiden
sampai tahun 1982 M. Pengaruh Ibnu Sina
( Avicenna ) sangat besar dikalangan para filsuf barat. Dante meletakkan
Ibnu Sina sdi satu kedudukan antara Hipocrates dan Galenus. Scalinger
berpendapat, bahwa Ibnu Sina adalah tandingan Galenus dalam ilmu kkedokteran
dan melebihinya dalam ilmu filsafat.
“ Sejak awal
abat 13, pengajaran di Universita Paris dipengaruhi oleh karya-karya filsafat
yang baru ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas
karya-karya Aristoteles ( yang diperkenalkan oleh filsif-filsuf Muslim ) dalam
kuliah. Tapi larangan ini tidak dapat menghindarkan bahwa pengaruh Aristoteles
dan filsuf Arab semakin bertambah. Perkembangan yang sama terdapat juga di
Universitas Oxford
“. Demikian Dr. Kees Bertens dalam “Ringkasan
Sejarah Filsafat, yayasan Kanisius edisi II, 1979, hal. 33.
b.
Al-Rusyd (
Averoes, benroyst, liverays, 1126 – 1198 )
Filsuf dan
dokter kelahiran cordova ini nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin
Ahmad Ibnu Rusyd. Beliaulah penganalisa dan pengulas filsafat Aristoteles yang
paling mendalam hingga dijuluki “Sang Komentator “. Komentar-2 nya sangat
dihargai dalam dunia Skolastik dikemudian hari dan digunakan secara
intensif.Oleh karenanya dalam dunia skolastik waktu abad pertengahan Ibnu
Rusyd biasanya diberi gelar “ Sang
Komentator “. Dr. Kees Bertens : “ Aliran filsafatnya yang disebut Averoisme telah mengantarkan Eropa ke pintu
gernag Renaissance. Alam pikiran seluruh universitas di Eropa terpengaruh oleh
Averoisme karena mmereka mempelajari
filsafat Aristoteles atas dasar komentar, tafsiran dan analisa dari Ibnu Rusyd
“. Dr Philips mengatakan : “ Barat bersandar dalam banyak keadaan kepada
terjemahan Latin yang disalin dari bahasa Hebrew. Dan terjemahan inipun disalin
pula dari ulasan bahasa Arab atas terjemahan yang ada, yang tadinya disalin
pula dari bahasa Suryani. Salinan kedalam bahasa Suryani diambil dari bahasa
Yunani. Tetapi sekalipun demikian, ahli filsafat Masehi telah terpengaruh
dengan Aristo dan Ibnu Rusyd lebih daripada pengaruhnya pengarang-pengarang
lain. Filsafat Ibnu Rusyd senantiasa berkuasa atas alam pikiran dari mulai
akhir abad XII sampai akhir abad XVI.
Pengikut
gereja segaja kembali kepada tulisan-tulisan
Ibnu Rusyd. Tetapi mereka membuang dari ajaran-ajaran itu apa yang tidak
mereka sukai menurut pendapat mereka. Kmudian setelah pembersihan itu, barulah
mereka jadikan pelajaran di Universitas2dan perguruan2 tinggi di Eropa.” **)
Dalam pada itu
Renan berkata : “ Filsafat Ibnu Rusyd itu adalah satu filsafat resmi yang
semua para intelek di Italia berhutang budi kepadanya. Telah jelas bahwa
pikiran-pikiran Ibnu Rusyd senantiasa mempunyai pengaruh diatas alam pikiran
Eropa sepanjang masa empat abad lamanya.
Dan ia telah meletakkan dasar azasi bagi kebangkitan Eropa “.**)
Ket : **) MM
Sharif, Muslim thought, its origin and achievement, terjemahan Prof. Fuad M.
Fachrudin, Alam Pikiran Islam, hal, 161.
c.
Al-Ghozali
( 1058 – 1109 M )
Beliau digelari
sebagai Hujjatul Islam. Al-Ghozali seorang ahli fiqih, filsuf dan ahli tasawuf.
Terdapat 70 buah karanagn beliau yang menyangkut bidang fiqih, filsafat dan
tassawuf yang banyak diterjemahkan
kedalam bahasa-bahasa Latin, Perancis, Inggris, Jerman. Filsafat
Al-Ghozali lebih banyak bertentangan dengan aliran filsafat masa itu. Bukunya
Tahafutul Falasifa, banyak diterjemahkan
kedalam bahasa-bahasa Eropa dan dipergunakan oleh kaum gereja/Kristen sebagai
bahan dan resensi utama dalam mempertahankan diri dari arus gelombang filsafat
Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa pada waktu itu.
Adapun di Timur,
terutama Indonesia,
sampai saat ini hampir tidak ada seorang Muslim yang terpelajar yang belum
kenal dengan Ihya’Al-Ghozali ( Ihya Ulumiddin ) atau bagian-bagiannya. Alam
pikiran Al-Ghozali sangat dominan mempengaruhi alam pikiran sebagian besar
pemimpin umat/ulama.
d.
Ibnu
Khaldun ( 1332 – 1406 M )
Beliau adalah
konseptor pertama historiografi dan filsafat sejarah . Ibnu Khaldun memandang
sejarah tidak hanya kumpulan kisah
secara kkronologis yang fakta sejarahnya sering dicemari oleh sibjektivitas dan
khayalan pengarangnya. Ibnu Khaldun meneliti sejarah dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif
ilmiah dalam pengumpulan fakta, pengamatan fakta, pengujian dan analisa fakta
serta interaction antara fakta-kakta, perilaku social/kemasayrakatan,
tradisi-tradisi dan lingkungan alamiah, kemudian menyimpulkannya secara logical
induktif. Muqodimah Ibnu Khaldun sangat dikenal
dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Terjemahan
bahasa Inggris terbaru dilakukan oleh
Prof Frans Rosenthal dari Yale
University ( 1958 ).
Muqodimah sebagai suatu introduksi lebih popular daripada judul bukunya yang
panjang dan disingkat Al’ibar sebanyak tujuh jilid.
e. Bersama
filsuf lain yang lain misalnya, Al-Kindi
( Alchenddius 873 M ), Al-Farabi ( Al Farabius 950 M ), Ibnu Maskawaih ( 1030 M
), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ), MM
Syarif dalam bukunya “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter
LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden 1966, hal 1349, dengan data-data authentic
memberikan uraian dan analisa panjang lebar serta membuat resume sebagai
berikut :
Pemikiran
Failasuf-failasuf Muslim mempengaruhi alam pikiran barat dalam beberapa
jalan/bentuk :
1.Dimulainya
gerakan-gerakan kemanusiaan
2.Memperkenalkan
ilmu sejarah
3.Memperkenalkan
metode-metode ilmiah
4.Membantu
para cendekiawan barat untuk menemukan
harmonisasi antara filsafat dengan keimanan
5.Merangsang
gerakan mistik barat
6.Meletakkan
dasar-dasar renaissance Italy
dan dalam tingkat tertentu membentuk alam pikiran barat modern sampai masa
Immanuel Kant, dalam beberapa hal tertentu sampai sesudahnya.
IV.
ILMU-ILMU
TEKNIK, ARSITEKTUR, ASTRONOMI, KIMIA, SOSIOLOGI
Ilmu-ilmu
Teknik, arsitektur, astronomi, kimia, sosiologi dan sebagainya tidak ( red :
belum ) dapat dikemukakan karena memerlukan
buku tersendiri yang lebih besar. Namun akan dikutipkan dari bahasan
para sarjana yang berwenang
- Stephen
Briffault dalam bukunya The maaaking of Humanity, London, 1928, hal 190 mengatakan sb :
“ Walaupun pengaruh yang menentukan
dari kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa tidak hanya dapat dilacak dari satu aspek
tunggal, namun ilmu pengetahuan alam dan semangat ilmiah adalah aspek yang
begitu nyata dan penting pengaruhnya dalam pembentukan kekuatan, yang membentuk
puncak kemampuan tertentu dari dunia modern dan menjadi sumber utama dari
keunggulannya, di mana hal ini tidak berlangsung dinegeri manapun ( red :
di-luar Eropa ).”
- Prof.
Slamet Iman Santoso, menguraikan dalam bukunya “ Sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan “ 1977 – hal 64 sbb :
“ Secara umum dapat dikatakan bahwa
dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para sarjana zaman Islam adalah sebagai
berikut :
1.Menterjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya
sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan kemajuan
di dunia barat hingga saat ini.
2. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu
obat-2an, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan tumbuh-2an. Dalam lapangan tsb
mereka mengikuti dasar pemikiran yang diwariskan oleh bangsa Yunani.
3. Menegaskan system decimal dan dasar2 aljabar. Dalam hal ini
sumbangan para sarjana dari zaman Islam lebih maju daripada para pendahulunya
di zaman Yunani.
Herbert A.
Davies, dalam bukunya “ An Outline History of the world “ Oxford University
Press, 1969, menulis sebagai berikut :
“ Mereka (
orang-2 Muslim ) mendirikan universitas-universitas besar yang selama beberapa
abad melebihi apa yang dijumpai oleh Eropa Kristen. Universitas-universitas di
Baghdad, Cairo
dan Cordova khususnya termashur. Universitas Al-Qohiroh punya mahasiswa
sebanyak 12000 orang. Perpustakaan2 besar dibangun, beberapa buah diantaranya
berisi beratus ribu jilid buku yang semuanya
terdaftar dan tersusun rapi. Banyak orang Kristen yang belajar pada
universitas Cordova membawa ilmu dan kebudayaan kenegeri-negeri asal mereka serta pengaruh Universitas Spanyol
atas universitas Oxford
dan universitas2 yang mereka bangun di Italia Utara tentunya besar. Salah seorang
mahasiswa Kristen yang paling termashur pada universitas Kurthubah ( Cordova )
adalah Gilbert, kemudian hari Paus Sylvester II, yang berbuat banyak untuk memperkenalkan ilmu pasti kepada Eropa. Selain itu Herbert A. Davies juga bekomentar :
“Dunia ilmu
pengetahuan banyak berhutang budi kepada kaum Muslimin. Barangkali merekalah
yang menemukan apa yang disebut angka-angka Arab ( system desimal ); aljabar
secara practical ciptaan mereka;mereka memajuka ilmu ukur ssudut, optika dan
ilmu bintang. Merekalah yang menemukan lonceng gantung ( pendulum ); dan
dibidang pengobatan mereka telah mencapai kemajuan isstimewa, mereka
menyelidiki ilmu faal dan ilmu kesehatan, mereka melakukan
pembedahan-pembedahan tersulit yang pernah diketahui ) red : pada zaman itu
);mereka telah mengetahui cara membius;serta beberapa cara mereka mengobati
orang2 sakit sampai sekarang masih dipakai. Ketika di Eropa secara praktikal
gereja melarang praktek pengobatan, ketika upacara agama seperti mengusir setan-setan, reka-rekaan
dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang obat
palsu dan badut-badut amat banyaknya, dikala itu kaum Muslimin telah mempunyai
ilmu kedokteran yang sesungguhnya.”
0 komentar:
Posting Komentar